Minggu, 15 Januari 2012


ž  Potensi
Pasar Waru Lama  sebagai pusat kegiatan ekonomi dan Kali Banger yang jika dikelola dengan baik akan dapat menjadi potensi wisata. Kali Banger memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai ruang publik seperti jalur hijau dan pedestrian ways jika dimanfaatkan dengan baik. Selain itu di Kelurahan Kemijen banyak terdapat tambak, jika dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi sumber penghidupan penduduk yang potensial. Adanya industri berupa Pertamina di Kelurahan Kemijen menjadi salah satu lapangan pekerjaan penduduk Kemijen
ž  Permasalahan
Adanya rob disebabkan oleh air laut pasang dan penurunan muka tanah.
·         Kurangnya kesadaran warga untuk menjaga kebersihan sehingga banyak warga yang membuang sampah ke saluran drainase.
·         Adanya bangunan-bangunan semi permanen yang dibangun di tepi Kali Banger yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan serta merusak estetika dari keberadaan Kali Banger tersebut.
·         Kondisi prasarana seperti jalan, drainase, sanitasi lingkungan yang rusak dan buruk.
·         Berkurangnya ruang terbuka yang dimanfaatkan sebagai bangunan semi permanen maupun non permanen.

ž  Konsep dan Strategi yaitu dengan polder , kolam retensi dan rumah susun
ž  Konsep  Rumah Susun.
Dalam penjelasan Permenpera No.14/Permen/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa, Bagi kelompok MBR dengan penghasilan hingga Rp. 1.200.000,- per bulan dilayani dengan penyelenggraan rumah susun sewa. Maka konsep pembiayaan yang paling mungkin dipilih untuk pembangunan rumah susun menggunakan BOT.  Penjelasan konsep kerjasama BOT yaitu pemerintah bekerjasama dengan swasta adapun pembiayaan pembangunan rumah susun  di tanggung oleh  pihak pemerintah dengan menggunakan APBD. Dalam hal ini pihak  swasta memperoleh benefit dari sewa ruko dan retribusi parkir sampai periode tertentu (20 tahun), yang selanjutnya dikembalikan ke pemerintah dengan ketentuan :
ü  Pihak swasta melakukan pembangunan (Rumah susun, Ruko, dan Parkir) dengan biaya dari pemerintah, selanjutnya diserahkan kepada pemerintah sebagai pemilik dan pengelola.
ü  Pihak swasta mendapatkan bagi hasil berupa retribusi parkir dan sewa ruko masing-masing sebesar 70%  dan Pemerintah 30%mendapatkan dari dengan ketentuan yaitu selama 20 tahun.
ü  Pemerintah mendapatkan hak mengelola asset bangunan sepenuhnya setelah masa 20 tahun.
ž  Konsep Polder dan Kolam Retensi.
Dalam pembuatan Polder dan kolam retensi pemerintah kota Semarang mendapat bantuan pemerintah Belanda melalui pemerintah pusat dan juga bantuan pemerintah propinsi Jawa Tengah. Konsep pembiayaan yang paling mungkin dipilih untuk pembangunan polder dan kolam retensi yaitu dengan sistem service kontrak, karena polder dan kolam retensi lebih cenderung memiliki social benefit daripada financial benefit. Penjelasan konsep service kontrak yaitu pemerintah mengendalikan badan usaha dan meminta kontraktor memberikan jasa konstruksi pembangunan selama periode tertentu (2 Tahun) yang selanjutnya dikelola oleh pemerintah setelah habis masa proyek dengan ketentuan :
ü  Kepemilikan lahan eksiting 100% milik pemerintah
ü  Bangunan yang dibangun diatasnya akan dimiliki oleh pemerintah
ü  Pendanaan pembangunan dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah
ü  Operasional dan maintenance dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah
ü  Swasta hanya disewa sebagai Tenaga ahli untuk membangun.
Pengelolaan proyek konsep green waterfront city di Kawasan Kali Banger kemudian dibagi-bagi lagi dalam beberapa zona untuk mempermudah dalam melakukan koordinasi pembangunan.

Komponen
Guidelines
Keterangan
Performance
Prescriptive
Polder
   Fungsi Polder sebagai penanggulangan rob atau meminimalisir rob
Polder yang dirancang pada Kali Banger sebagai pencegah rob



Kolam Retensi
Sebagai kolam tampungan meminimalisir rob
Kolam Retensi yang dirancang pada Kali Banger sebagai pencegah rob



Rumah Pompa
Sebagai pemompa air saat terjadi rob
Rumah Pompa yang berfungsi sebagai tempat pengelolaan dan pemantauan di sekitar Polder dan kolam retensi

















 manajemen proyek
 Finansial Cost Polder dan Kolam Retensi
Konsep Pengelolaan
Masa
Variabel
Asumsi
Waktu
 Cost Pemerintah
Per tahun
Konsep pengelolaan menggunakan service contract yaitu pemerintah memiliki lahan untuk dibangun dan meminta pihak ketiga (kontraktor) untuk memberikan jasa pelayanan (dan pekerjaan) selama periode tertentu. Pemerintah membayar kontraktor atas jasa tersebut
Pra Konstruksi
Perencanaan Kawasan Kali Banger
Perencanaan proyek (survei, desain kawasan, sosialisasi)
Tahun 1
(7 bulan)
Rp 100.000.000,00
*     Pembebasan lahan untuk Polder dan kolam retensi (tanah milik PJKA) seluas 5000 m² dengan memberi uang Rp 500.000,00/KK pada masyarakat yang menempati lahan perancangan polder dan kolam retensi  (50 KK)
*     Sewa lahan milik  PJKA 5.000 m² Rp 300.000.000,00/ 5 thn
Tahun 1
(4 bulan)
*      Dana Tali kasih
= 50 x Rp 500.000,00
= Rp 25.000.000,00
*     Sewa lahan milik PJKA
Rp 300.000.000,00/ 5 th
Konstruksi
Pelebaran drainase
Pembuatan dan pelebaran drainase Rp 30.000 /m (panjang total 2 x 10.000 m = 20.000 m)
Tahun 1
(bulan 7-12)
Total biaya
=20.000 xRp 30.000,00
= Rp 600.000.000,00
Perbaikan jalan
Perbaikan jalan dengan biaya Rp 500.000,00 /meter
(Panjang 10.000 m, Lebar 5 m)
Tahun 1
(bulan 7-12)
10.000 x Rp 500.000,00
= Rp 5.000.000.000,00
Pembangunan polder dan kolam
*     Biaya pembangunan polder Rp. 69.000.000.000,00
*     Biaya pembangunan kolam retensi ukuran Rp 10.000.000.000,00
Th 1 (bln 10) s.d
Th 2 (bulan 12)
*     Rp 69.000.000.000,00
*     Rp 10.000.000.000,00
Pengadaan RTH dan vegetasi
Pengadaan 5000 pohon @ Rp 10.000,00/pohon
Tahun 2
(bulan 10-12)
Rp 10.000,00 x 5000 = Rp 50.000.000,00
Pasca Konstruksi
Perawatan jaringan jalan dan drainase
Biaya perawatan dimulai setelah pada tahun ke 3 sebesar Rp 5.000.000,00/ tahun (diberikan 5 tahun sekali)
Setelah Tahun 3
Rp 5.000.000,00
Perawatan dan operasional  Polder, Kolam Retensi
Perawatan dan operasional  Rp 10.000.000,00/ tahun
Setelah Tahun 3
Rp 10.000.000,00
Perawatan RTH dan vegetasi
Biaya perawatan RTH dan vegetasi 500.000,00/ bulan
Setelah Tahun 3
Rp 500.000,00 x 12 = Rp 6.000.000,00/tahun
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 3, 2011


  Sosial Benefit Polder dan Kolam Retensi
Tahap Pembangunan
Variabel
Asumsi
Jangka Waktu
Waktu (bulan)
Jumlah/ Tahun
Pra Konstruksi
Price
Pengeluaran selama proses sosialisasi
Logistik saat pertemuan Rp 20.000,- à 100 orang x 6 pertemuan:
Rp 12.000.000,-
3 bulan
Tahun ke-1
(bulan 4-6)
Rp 12.000.000,-
Unprice
Kondisi sosial penduduk sedikit terganggu saat pembebasan lahan
Kesulitan pembebasan lahan sebanding dengan biaya pengeluaran sebesar Rp 50.000,- x 10.500 m2 à Rp 525.000.000,-
Selama proses pembebasan lahan (4 bln)
Tahun 1
(bulan4-7)
Rp 525.000.000,-
Konstruksi
price
Penyerapan tenaga kerja bangunan
Total kebutuhan tukang 200 orang dengan upah @ Rp 35.000,00/ hari maka total upah tukang sebulan Rp 35.000,00 x 30 hari x 200 = Rp 105.000.000,00
Selama konstruksi
Th 1(bln 7) s.d Th 2 (bln 12)
Rp 105.000.000,00 x 24 bulan
= Rp 2.520.000.000,00
Unprice
Adanya PKL dadakan di sekitar proyek
Biaya makan 2x sehari Rp 12.000,00 dengan jumlah tukang sebanyak 100 orang dengan waktu 6 hari kerja sehingga biaya makan yang dikeluarkan sebesar Rp 12.000,00 x 100 orang x 6 hari = Rp 7.200.000,00
Selama konstruksi
Th 1(bln 7) s.d Th 2 (bln 12)
Rp 210.000.000,00 x 12  bulan
 = Rp 2.520.000.000,00/tahun
Pasca Konstruksi
price
Kerugian material banjir
·   Total permukaan tanah yang terkena rob 10 Ha
·   Biaya peninggian permukaan tanah  Rp 2.000.000,00/ m² pada setiap 5 tahun sekali
·   Perbaikan jalan tiap 5 tahun Rp 5.000.000.000,00
Setelah konstruksi
Setelah tahun ke 3
·   Rp 2.000.000,00 x 100.000
= Rp 200.000.000.000,00/ 5 th
= Rp 4.000.000.000/tahun
·   Rp 1.000.000.000,00/ tahun
Unprice
Biaya Kesehatan
·   Diasumsikan sekali berobat  tiap orang menghabiskan Rp 500.000,00/ tahun
·   Jumlah penduduk sebesar 3.000 jiwa
Setelah konstruksi
Setelah tahun ke 3
Rp 500.000,00 x 3.000
 = Rp 1.500.000.000, 00


Finansial Cost Rumah Susun
Konsep Pengelolaan Kawasan
Masa
Variabel
Waktu
Asumsi
Cost Pemerintah
Cost Swasta
Cost Per Tahun
Cost Per Tahun

 Konsep Pengelolaan BOT (Built Operate Transfer) Mekanisme :
ü  Pihak swasta melakukan pembangunan (Rumah susun, Ruko, dan Parkir) dengan biaya dari pemerintah, selanjutnya diserahkan kepada pemerintah sebagai pemilik dan pengelola.
ü  Pihak swasta mendapatkan bagi hasil berupa retribusi parkir dan sewa ruko masing-masing sebesar 70%  dan Pemerintah 30%mendapatkan dari dengan ketentuan yaitu selama 20 tahun.
ü Pemerintah mendapatkan hak mengelola asset bangunan sepenuhnya setelah masa 20 tahun.
Pra Konstruksi
Perencanaan Rumah Susun di Kawasan Kali Banger
Tahun Ke-1 (bulan 1-6)
Pembuatan desain, sosialisasi dan survei kawasan dengan biaya Rp. 50.000.000,00
Rp. 50.000.000,00

Pembebasan  lahan
Tahun Ke-1 (bulan 3-6)
Pembebasan Lahan 4000 harga lahan Rp. 750.000,00/m
 total = Rp 750.000,00 x 4000
          = Rp 3.000.000.000
Rp. 3.000.000.000,00

Konstruksi
Pembuatan rumah sederhana untuk mengungsi
Tahun Ke-1 (bulan 10-12)
*     Pembuatan Rumah Sementara 200 unit @ Rp 30.000.000,00/unit
Total Rp 30.000.000,00 x 200
=Rp 6.000.000.000,00
*     Sewa lahan PJKA 2000 Rp  2.000.000,00/bulan
Total Rp 2.000.000,00x12 bln
= Rp 24.000.000,00
Rp. 6.024.000.000,00

Pembuatan rumah susun dan ruko
Tahun Ke-2 (bulan 10-12)
s.d Tahun Ke-3 (bulan 12)
·   Pembuatan rumah susun Lahan 4000 4 Unit @ Rp1.400.000.000,00/unit
·   Pembuatan ruko dan parkir
30 unit ruko Rp 350.000.000,00
Lahan parkir Rp 250.000.000.00
 Rp. 5.600.000.000,00
Rp 600.000.000,00
Pasca Konstruksi
Biaya Operasional dan Maintenance
Tahun ke-4 s.d tahun ke-20
Biaya OM perawatan lingkungan rumah susun Rp 5.000.000,00/5 tahun  bagi swasta dan Rp 5.000.000,00/5 tahun  bagi pemerintah
 Rp 1.000.000,00
Rp 1.000.000,00
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 3, 2011
Tabel V.11
Finansial Benefit Rumah Susun
Masa
Variabel
Asumsi
Benefit Pemerintah
Benefit Swasta
Pre Konstruksi
-
-
-
-
Konstruksi
-
-
-
-
Pasca Konstruksi
Sewa lahan
Harga sewa lahan pihak swasta terhadap pemerintah Rp 5.000.000,00 per bulan
Rp. 60.000.000,00/tahun


Sewa ruko
Sewa ruko 80 unit, per  bulan Rp 120.000,00 x 80  x 12 = Rp 115.200.000,00 (pemerintah 70% ; swasta 30%)
(mengalami Kenaikan rp 10.000/Periode)
Rp 34.560.000,00/tahun
Rp 80.640.000,00/tahun

Sewa Ruma susun
Sewa rumah susun 4 unit @ Rp 10.000.000/unit/ bulan
4 unit = Rp 10.000.000,00 x 12 x 4 = Rp 480.000.000,00
(mengalami Kenaikan Rp 10.000/ Periode)
 Rp Rp 480.000.000,00/tahun
Parkir
Kapasitas :
Motor (200) = Rp 1.000,- x 200  = Rp 200.000,- (per hari)
Mobil (50)    = Rp 3.000,- x 50    = Rp 150.000,- (per hari)
Perbulan =  Rp 350.000,- x 30   = Rp 10.500.000,- (dengan ketentuan pemerintah30%; swasta 70%)
Rp 26.460.000,00/tahun
Rp 61.740.000,00/tahun



                                                                                                                                



Tidak ada komentar:

Posting Komentar